Selasa, 30 November 2010

Konflik Blok Ambalat dan Harga Diri NKRI

       Indonesia meradang ketika garis batas kekuasaan perairan Ambalat dilintasi kapal-kapal Malaysia. Protes pun kian mengalir. Bangsa ini seperti kebakaran jenggot. Itu baru Ambalat. Apalagi bila perbatasan kekuasaan Indonesia lainnya dilintasi kapal dan pesawat negara asing.

       Bangsa ini ternyata masih memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Lihat saja, ketika perairan Ambalat diklaim Malaysia sebagai bagian wilayahnya. Aksi demonstrasi menentang manuver kapal-kapal Malaysia pun “meletup” dari bangsa ini. Bagaimana jika aksi-aksi protes tersebut berbuntut keinginan perang terhadap Malaysia? Saya tidak bisa membayangkannya bangsa ini kembali angkat senjata. Bangsa manapun pasti terusik bila batas kedaulatannya dicaplok oleh negara lain. Demikian halnya blok minyak dan gas bumi Ambalat yang oleh Malaysia diakui masuk dalam wilayah kekuasaan negaranya, tentu saja membuat Indonesia seperti kecolongan. Wajar kemudian bangsa ini membela hak-hak wilayahnya.

       Blok Ambalat di Laut Sulawesi, seperti dinyatakan Markas Besar TNI kepada wartawan, merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini sesuai dan berdasarkan peta hukum laut internasional UNCLOS 1982. Tak itu saja, bahkan TNI sendiri tidak pernah menyatakan Blok Ambalat dalam kasus sengketa.

       Pernyataan TNI yang disampaikan juru bicaranya Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen merupakan tanggapan terhadap pernyataan Panglima Angkatan Tentara Malaysia (ATM), Jenderal Abdul Aziz Zaenal, yang mengatakan pernyataan militer RI tentang Blok Ambalat tidak memiliki dasar (Tribun Kaltim, 6 Juni 2009).  Sebenarnya ada apa dengan Blok Ambalat jika dinyatakan tidak ada sengketa dan perdebatan? Mengapa ATM tetap yakin perairan Ambalat yang dalam peta hukum laut internasional UNCLOS 1982, telah tegas merupakan bagian NKRI, disebutkan pernyataan TNI tidak mendasar?


       Bukan rahasia lagi jika laut Indonesia melimpah dengan sumber minyak dan gas alam. Jika hanya sekadar beribut persoalan perbatasan sepertinya tidaklah cukup. Soal kisruh Blok Ambalat bukan kali ini saja. Pada tahun-tahun sebelumnya, manuver kapal dan pesawat Malaysia melintasi kedaulatan NKRI pernah dilakukan. Bahkan bangsa ini pun lagi-lagi terbakar nasionalismenya untuk membela Blok Ambalat.

      Perairan Nusantara ini memang menggiurkan. Hanya saja kekayaan lautnya yang melimpah kurang mandapat perhatian pemerintah. Ketika era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) perhatian terhadap potensi laut mulai dilirik. Gus Dur tidak saja melihat potensi darat, tapi mantan presiden RI Ke-4 ini melirik laut sebagai kekayaan yang potensial. Karena itu, Gus Dur dimasa pemerintahnya “mempelopori” dibentuknya Departemen Eksplorasi Laut. Kini dikenal menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).

       Sejarahnya Indonesia adalah negara maritim yang sangat luas wilayahnya. Dengan jumlah pulau 17.480 dengan panjang pantai 95.181 Km merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Menurut informasi, diperkirakan, nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut kita sekitar US$ 156,6 miliar per tahun. Ini potensi besar, yang bila dikelola dengan profesional akan memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

       Masa keemasan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara ini dahulunya patut menjadi referensi bangsa ini. Sejarahnya, kejayaan kerajaan Nusantara di negeri ini tidak lepas dari keberadaan jalur maritim sebagai lintasan perekonomian. Majapahit misalnya, pernah jaya dan menjadi kerajaan besar hingga menguasai pulau-pulau Asia Tenggara karena kuatnya akses kemaritimannya.  Namun sejarah itu tinggal sejarah. Orientasi kebijakan pemerintah yang lebih memaksimalkan darat membuat kelautan Indonesia rentan diklaim pihak luar negeri. Selain batas dan patok wilayah yang kurang terawasi, potensi kelautan kita juga rawan dibajak oleh pihak asing.

       Konflik Blok Ambalat adalah satu diantara permasalahan, betapa keberadaan kelautan kita sangat mudah diklaim oleh bangsa lain. Tak itu saja, kita masih ingat sengketa Pulau Sipadan (luas: 50.000 meter²) dan Ligitan (luas: 18.000 meter²) yang dalam keputusan Mahkamah Internasional tahun 1998, keberadan dua pulau di Selat Makassar itu akhirnya menjadi milik Malaysia.

       Bagaimana dengan sengketa Ambalat? Apa akan bernasib seperti Sipadan dan Ligitan? Inilah tantangan besar pemimpin dan diplomat-diplomat negeri ini untuk membela kedaulatan laut NKRI. Menyikapi pilihan untuk perang terhadap Malaysia bisa saja menjadi jalan terakhir ketika perundingan buntu. Tapi jika masih ada jalur hukum untuk menyelesaikan perseteruan Blok Ambalat, apa tidak baiknya ditempuh oleh penguasa negeri ini.

       Tegasnya, penyelesaian konflik Blok Ambalat kembali kepada sikap tegas pemerintah menata garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Malaysia di Laut Sulawesi. Pakar hukum laut internasional, Prof Dr Hasyim Djalal, seperti dilansir belanegarari.wordpress.com, secara hukum serta berdasarkan konsensus Mahkamah Internasional, Indonesia adalah pemilik sah wilayah Ambalat.

       Bahkan dikatakan, Indonesia adalah negara kelautan yang memiliki bukti dan dokumen sejak peninggalan pemerintah Belanda yang sangat kuat mengenai Nusantara yang memuat hukum laut dan batas garis pangkal nusantara. Batas laut dasar sampai pantai dasar serta di mana posisi perairan Indonesia berada hingga mencapai 200 mil dari Zona Ekonomi Eksklusif.

       Konflik Blok Ambalat adalah potret betapa perhatian pemerintah masih jauh dari visi mempotensikan kemaritiman Nusantara. Kita mulai tampak “kebakaran jenggot” dan “merapatkan barisan” ketika kapal dan pesawat asing melintasi perbatasan perairan Indonesia. Kita mulai teriak “Ganyang Malaysia” ketika kedaulatan NKRI dilanggar. Dan kita pun sepakat menggelar aksi protes melawan klaim Malaysia terhadap Ambalat. Tapi mengapa lagi-lagi pemerintah lamban menyikapi masalah ini?


       Apapun alasannya konflik Ambalat adalah masalah harga diri kedaulatan NKRI. Prinsipnya tidak ada harga tawar ketika wilayah kedaulatan NKRI dikuasai bangsa lain. Pemerintah harus tegas dan serius menyelamatkan blok migas tersebut. Ini pundi dan kedaulatan negara yang harus kita bela. Dan jangan biarkan Ambalat bernasib seperi Sipadan-Ligitan yang akhirnya bangsa ini lebih memilih mengalah untuk dikuasai Malaysia.

Sabtu, 13 November 2010

Bye Bye Baby,, Akhir Kisah Cinta Rossi dengan YZF M1

Last Kiss Rossi di Valencia


       Seri terakhir di Valencia menjadi seri yang mengharukan bagi Valentino Rossi dan penggemarnya di seluruh dunia. Bukan hanya perpisahan pada Yamaha, namun Rossi akan berpisah dari cinta nya yang telah menemaninya berjuang selama 7 tahun di Yamaha, YZR-M1.

    Seri Valencia merupakan balapan terakhir Valentino Rossi bersama Yamaha. Mulai esok hari The Doctor sudah menjadi bagian dari team Ducati. Karena itu Rossi menyebut seri Valencia sebagai “emotional race“. Di sirkuit Valencia ini menjadi akhir kisah cinta Rossi dan M1 yang telah mengantarkannya meraih 46 kali kemenangan dengan 4 gelar Juara dunia. Kenangan manis di akhir kebersamaan diberikan the Doctor dan M1 kepada Yamaha dengan menyumbangkan tropi podium 3.


Ciuman Pertama saat di Welkom
     Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kebersamaan seorang rider dengan sebuah team. Rossi sudah melaluinya bersama Yamaha lengkap dengan pahit manisnya yang menghasilkan 46 kemenangan dan empat kali juara dunia. Dengan pakaian balapnya yang berlapis t-shirt warna kuning bertuliskan Bye Bye Baby!!,  Rossi memeluk dan menciumi M1nya seperti pertama kali Rossi mengatakan cintanya pada M1 di Welkom beberapa tahun lalu.
     Sementara dibagian belakangnya berisi tulisan “Welkom 2004 – Valencia 2010″ serta gambar adengan “ciuman mesra” Rossi kepada YZR-M1 saat menjuarai seri pertama musim 2004 di sirkuit Phakisa Freeway, Welkom, Afrika Selatan yang merupakan seri pertama dan kemenangan pertama The Doctor bersama Yamaha. Di pinggir lintasan sirkuit Ricardo Tormo Rossi pun kembali “menciumi” YZR-M1 untuk yang terakhir kalinya.
“Kini telah tiba masanya saya untuk mencari tantangan baru, tugas saya disini, di Yamaha, kini telah selesai. Bahkan sayangnya kisah-kisah cinta yang paling indah pun selesai. Tetapi mereka meninggalkan banyak kenangan indah, seperti ketika saya mencium M1 saya untuk pertama kalinya di Welkom, saat ia menatap lurus mata saya dan berkata “I Love You”,” papar Rossi.
Rossi dengan Ducati

Sabtu, 06 November 2010

Peran Warga Negara dalam Pembangunan

       Saat ini, kehidupan bangsa dan negara kita sedang dihadapkan pada berbagai masalah yang silih berganti. Baik masalah polotik maupun kemasyarakatan. Berbagau komponen pembangun negara dinilai tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Banyak sekali terjadi penyimpangan dan pelanggaran didalam pelaksanaannya. Hal ini terus terjadi, hingga akhirnya kepercayaan masyarakat sebagai warga negara ini pun luntur, pemerintah sudah dipandang sebelah mata oleh rakyat karena kinerjanya yang tidak dilandasi rasa cinta tanah air. Banyak sekali kecurangan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang telah merugikan negara. Pembangunan pum terhambat dan warga negara lah yang terkena imbasnya. 

Seharusnya setiap element pemerintahan bekerja sesuai dengan sumpahnya.
       Hal ini tentu adalah masalah yang serius. Seharusnya pemerintah dan warga negaranya saling bekerjasama untuk membangun negeri, demi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil dan sejahtera. Tetapi pada kenyataannya, masyarakat selalu dikecewakan dengan kinerja pemerihtah. Lembaga-lembaga perwalikan yang seharusnya mewakili aspirasi rakyat daerahnya sudah tidak berjalan sesuai dengan tujuan dan fungsinya, hal ini tentu membuat kita sebagai warga negara kecewa dan menyebabkan timbul budaya buruk dalam masyarakat seperti main hakim sendiri, dll..

       Semestinya hal ini tidak harus terjadi, jalan untuk memperbaikinya adalah dengan cara kita harus saling bergotong-royong bersama untuk membangun negeri, perbaiki semua kesalahan yang ada demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan patuh akan hukum yang ada,. Pemerintah juga harus berbenah lagi, memperbaiki sistem dan kinerjanya agar tidak ada laghi kecurangan dan tidak ada pihak yang di kecewakan lagi. Dengan begitu barulah akan terbentuk kondisi yang saling berhubungan dan pembangunan pun akan lancar.

Pemuda dan Sosialisasi dalam Masyarakat

       Di era globalisasi seperti kehidupan sekarang ini, pergaulan dan sosialisasi pemuda dalam masyarakat tentu berbeda dengan era sebelumnya, pada masa ini, pergaulan sangatlah bebas dan lepas. Hal ini yang banyak di salah artikan oleh pemuda – pemuda seperti kita, di dalam masyarakat banyak sekali penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di kalangan pemuda – pemudi. Hal ini disebabkan oleh derasnya aliran budaya – budaya asing yang secara tidak langsung telah mengubah pola bersosialisasi pemuda-pemudi. Remaja seperti kita rentan sekali akan perubahan karena pada masa remaja, keingintahuan kita akan semua hal membuat kita mencoba-coba dan salah menentukan arah tujuan. Hal ini tentu harus di waspadai mengingat akibat buruk yang akan ditimbulkan. 

       Banyak cara untuk menghindari terjadinya penyimpangan ini, salah satunya adalah dengan berhati-hati akan segala hal, semestinya setiap budaya yang masuk tidak ditelan mentah-mentah, tetapi kita pilah-pilah terlebih dahulu, ikuti budaya yang mendidik dan menjauhi budaya-budaya yang buruk dan tidak mendidik. Jika cara ini kita lakukan, justru hasil baik yang akan kita dapat. Kita akan dapat mempelajari dan menambah wawasan kita akan budaya-budaya asing yang ada. 

       Sebenarnya kita sebagai pemuda harus pintar-pintar memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita. Jangan sampai budaya dan segala penyimpangan menjerumuskan kita dan merusak masa depan kita.

Pelapisan Sosial dalam Masyarakat

       Pelapisan sosial merupakan kondisi dimana bagian individu-individu dari suatu masyarakat yang terdiri dari latar belakang yang sama akan saling berkumpul dan akan membentuk suatu kelompok masyarakat sendiri. Hal ini mengakibatkan akan munculnya suatu pelapisan masyarakat atau pelapisan sosial. Pada hakikatnya manusia sebagai mahluk sosial, hal ini dirasa wajar karena individu tentu akan lebih mudah bersama dengan yang memiliki kesamaan latar belakang dll..

       Terjadinya pembentukan pelapisan sosial ini sangat beragam, tergantung dengan kondisi yang ada. Biasanya pelapisan sosial berlangsung secara alami sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Misalnya karena latar belakang usia, para lansia akan lebih mudah berkomunikasi dengan lansia. Tetapi ada pula pelapisan sosial yang terjadi secara disengaja, biasanya ini dilakukan untuk mengejar suatu tujuan bersama. Dan dalam sistem ini telahh ditemtuykan siapa pemegang kekuasaan, dll.. Contohnya adalah OSIS di sekolah, organisasi Siswa sengaja dibentuk untuk mengatur segala sesuatu yang akan dilaksanakan disekolah.
 

       Pada dasarnya, pelapisan sosial terbentuk guna membina hubungan antar individunya, atau untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi jangan pandang ini sebagai perselisihan, pandang ini sebagai perbedaan yang dapat menyatukan kita. Saling menghairagi dan menghormati antar individu adalah kunci dari semua perselisihan. Dengan begitu maka masalah kesenjangan sosial dan perselisihan antar kelompok masyarakat tidak akan terjadi dan akan terbentuk lapisan masyarakat yang sehat dan cinta damai.

Manusia dan Masyarakat


       Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia pasti melalui banyak tahapan – tahapan untuk berkenbang dan tumbuh. Tahapan itu harus dilalui oleh setiap individu untuk tumbuh dewasa. Pada tahapan awal, manusia dilahirkan akan menjadi suatu individu. Pada masa ini, perkembangan untuk tumbuh sangat tergantung pada lingkungan keluarga tempatnya dilahirkan. Didalam keluarga, seorang individu akan mendapatkan bekal utama untuk hidup. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh keluarganya kepadanya. Keluarga adalah lingkungan yang paling ideal bagi individu sebelum terjun ke dunia luar (masyarakat).

      Seorang anak akan tumbuh dan belajar dari keluarganya, setelah itu, anak akan mulai dikelankan pada lingkungan luar sekitarnya. Seperti sekolah, di sekolah anak akan sedikit demi sedikit dikenalkan pada lingkungan, dan juga mereka akan di didik dan diajarkan tentang kesopanan dan etika dalam bergaul di masyarakat agar mereka dapat berbaur dengan masyarakat nantinya. Proses ini terus berlanjut hingga ia dianggap siap terjun ke masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang individu dituntut untuk menjadi dewasa. Mereka diharuskan ubtuk bisa melakukan sesuatu secara disiplin dan proffesional. Dan di dalam kehidupan bermasyarakat, mereka akan dihadapkan kepada situasi yang berbeda, tidak ada lagi yang akan membantu, mereka dituntut untuk bisa mandiri dalam melaksanakan semua kegiatan.

      Untuk dapat hidup bermasyarakat, setiap manusia melalui berbagai proses yang panjang dan mereka sedriri lah yang akan mementukan jalan hidupnya masing-masing .

Jumat, 01 Oktober 2010

Pertumbuhan Penduduk dan Masalahnya

       Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masalah –masalah yang muncul di bebagai bidang. telebih dinegara – negara berkembang, banyak sekali masalah yang datang sili berganti. Begitu pula dengan negara kita indonesia, masalah dari berbagai bidang datang sseakan tidak ada habisnya, baik dari bidang pulitik maupun sosial.
       Pada umumnya, masalah yang dialami negara berkembang seperti kita adalah masalah pertumbuhan penduduk yang berlebih. Pertumuhan penduduk yang tidak terkendali tentu akan menimbulkan banyak pengaruh dlam kehidupan. Akibat yang ditimbulkan tentu akan mengganggu dan menimbulkan masalah di berbagai bidang.
      

       Indonesia termasuk negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia sejak lama diketahui berada di posisi 4 dunia dan 3 Asia. Tertinggi adalah China (1,3 miliar) , dilanjutkan oleh India (1,14 miliar) dan Amerika (303 juta). Juni 2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan penduduk seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan tidak seimbang.

      Problem yang akan dihadapi akibat meningkatnya pertambahan penduduk adalah pangan, energi, dan papan. Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan pangan. Begitu juga energy, pertumbuhan penduduk akan menyedot energy besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas, dll.

      Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan. Pemerintah sama sekali tidak peduli pada pertumbuhan penduduk.

      Sekarang generasi baru yang tidak mengenal program KB, tak sedikit yang memiliki tiga atau empat anak. Bahkan, ada yang mengkampanyekan secara terselubung agar memiliki anak banyak, terkait dengan pepatah jaman dahulu bahwa ”banyak anak banyak rejeki” yang tentunya sudah tidak sesuai dengan saat sekatang ini. Tak heran kalau kondisi saat ini dalam beberapa kasus kembali ke tahun 1960-an, yakni memiliki anak di atas lima orang. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan lembaga terkait dan minimnya penyuluhan adalah penyebab masalah ini terus berlanjut dan kian tidak terkendali.

     Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pndidikan bangsa, serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pemerintah harus tanggap terhadap masalah ini. Masalah kependudukan tak boleh diremehkan. Pertumbuhan penduduk penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas, sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. karena dengan pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.