Senin, 29 Oktober 2012

SSD sebagai Teknologi Storage Data Baru



     Saat ini media penyimpanan SSD sedang menjadi tren baru dalam teknologi media storage. Hard disk berbasis teknologi Flash memory ini mudah ditemukan di berbagai perangkat keluaran baru, seperti iPad, smartphone, notebook, bahkan PC. Beberapa produsen PC telah mengganti storage hard disk magnetik menjadi SSD untuk alasan kecepatan. Padahal, awalnya teknologi Flash tidak dirancang untuk pe­nyim­panan massal karena memory semi konduktor ini terlalu lambat bekerja. RAM dan CPU PC bahkan dapat memproses data 20 kali lebih cepat dibandingkan proses baca dan tulis pada SSD berbasis Flash.

SSD (Solid State Disk)

     Namun sekarang, banyak perusahaan berkompetisi dalam mengembangkan teknologi pengganti SSD. Perusahaan besar seperti  IBM, Toshiba, atau Fujitsu telah mengeluarkan milyaran dollar untuk mengembangkan teknologi penyimpan data supercepat. Mereka telah memiliki sumber daya yang banyak untuk meneliti lusinan metoda baru yang lebih cepat, lebih tahan banting, dan lebih hemat listrik daripada SSD. Beberapa teknologi baru kini telah muncul sebagai pengganti SSD. Teknologi seperti MRAM, FeRAM, PCM dan lainnya mulai disiapkan untuk dipasarkan paling tidak di awal tahun 2013.

     Munculnya pengganti Flash memang sangat dibutuhkan karena pengembangan teknologi Flash telah mencapai batas maksimal. Sel-selnya sulit diperkecil lagi untuk mencapai kapasitas simpan yang lebih besar.  Selain itu, usia pakai dan konsumsi listrik juga sulit dioptimalkan lebih jauh lagi.  Penyebabnya terletak pada cara kerja sel Flash (lihat kanan atas). Pada dasarnya, sel Flash merupakan sebuah transistor dengan tiga kontak di dalamnya, yaitu untuk sumber listrik, saluran kendali, dan output. Saluran kendali memungkinkan arus listrik mengalir atau tidak, sesuai de­ngan prinsip "1" (mengalir) atau "0" (tidak mengalir).  Sebenarnya, CPU dan RAM juga terdiri atas transistor. Namun, begitu komputer dimatikan, data di dalamnya langsung hilang. Oleh karena itu, sel Flash memiliki sebuah elemen lainnya, Floating Gate, yang dapat menyimpan muatan listrik secara permanen dalam bentuk elektron.

     Masalah utama storage berbasis Flash adalah untuk proses tulis dan hapus memerlukan arus listrik yang lebih kuat. Oleh karena itu, elemen Floating Gate (yang pada kenyataannya "memegang" elektron dengan buruk) membutuhkan tambahan isolasi tebal yang dapat dilalui elektron bertegangan tinggi. Namun, tegangan tinggi ini akan memperpanjang waktu akses karena setiap kali harus dibangun. Hal ini tentunya dapat memperpendek usia sel karena sebagian kecil dari lapisan isolator akan hilang setiap kali muatan diisi atau dikosongkan.

     Sel-sel Flash dalam SSD biasa rata-rata hanya tahan 10.000 proses tulis dan setelah itu tidak dapat digunakan lagi. Kepekaan sel Flash ini menuntut controller yang rumit dan pintar untuk proses tulis yang canggih. Dengan terus berkembangnya teknologi baru, kini lapisan isolasi bisa dibuat semakin tipis, tetapi dapat menambah usia pakai.

     Nah, untuk mengatasi berbagai masalah dan kekurangan tersebut lah, diciptakan berbagai Teknologi seperti MRAM, FeRAM, PCM.

Senin, 22 Oktober 2012

Mengenal Teknologi Hemat Energy pada RAM

                Pasti diantara kit semua sudah tau tentang jenis – jenis RAM,, apalagi jenis DDR3 yang sekarang merupakan kebutuhan memory computer saat ini.  Seiring perkembangan hardware dan kebutuhan pengguna, DDR3  ram juga di bagi ke 3 jenis kecepatan.   Namun dari sisi konsumsi daya, banyak diantara kita yang belum mengetahui terobosan baru dalam teknologi memory computer.

Seperti yang kita tahu, di dalam komputasi. DDR3 ram adalah singkatan dari Dual Data Rate bertipe 3 sinkronisasi Dynamic Random Access memory.   Yang dimana mulai pertama kali di kenalkan pada tahun 2007. Berbagai peningkatan baik dari segi bentuk dan juga kecepatan transfer sudah banyak diterapkan, namun dari sisi penggunan daya, baru – baru ini diluncurkan deri DDR3L-RS.. 

DDR3L sendiri merupakan cikal bakal pengembangan RAM hemat data yang diluncurkan lebih dulu.  “L” di belakang seri DDR3 memiliki arti “low-voltage” tau berdaya rendah.  Pada DDR3L, daya yang digunakan nya adalah 1,35V . mungkin perbedaan yang dilihat dari segi voltase sangat sedikit, dibandingkan dengn DDR3 biasa yang berdaya 1,5V.  Namun perlu anda ketahui, perkembangan zaman yang semakin maju mendorong perkembangan gadget yang portable dan ringan,, tentu masalah konsumsi daya adalah hal yang amat penting bagi pengguna gadget portable seperti PC tab atau ultra book yang sekarang sedang marak digunakan.  Nah,, Perbedaan yang tidak terlalu signifikan itu akan terasa jika diterapkan pada device – device tersebut, yang tentunya battery akan lebih tahan lama dan juga lebih sedikit panas yang ditumbulkan.

DDR3L-RS sendiri merupakan pengembangan dari DDR3L, yang dimana “RS” memiliki arti “Reduces Standby”. Ini merupakan salah satu solusi bagi semua teknologi berbasis mobile yang dirasakan kurang hemat daya. Pada seri RS, terdapat penggunaan teknologi mutakhir kelas 20nm dan efisien sangat efisien dalam mengelola daya pada saat device dalam keadaan standby, produk ini DDR3L-RS mengurangi 70% dari daya siaga(standby) dibandingkan dengan DRAM DDR3L yang dimana masih menggunakan kinerja DDR3L. DRAM DDR3L yang baru-baru ini muncul bekerja  di tegangan 1.35V, sedangkan DDR3 DRAM di 1.5V.
Hynix DDR3L-RS, salah satu RAM berbasis L-RS di pasaran.
 
Dengan hadirnya DDR3L-RS ini diduga mampu menjadi solusi memory terbaik pada pasaran ultra book dan juga tablet PC yang dimana digunakan untuk  mobilitas yang tinggi dan konsumsi daya yang hemat.  Dengan melihat segala perkembangan teknologi yang ada sekarangini, bisa di prediksi bahwa dikemudian hari, bukan tidak mungkin akan tercipta gadget super tipis dan ringan namun memiliki daya tahan yang luar biasa.
Samsung Series 9 900X3B, laltop tertipis saat ini.
  

Sabtu, 06 Oktober 2012

Mengenal Teknologi OLED



       Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, banyak bermunculan terobosan – terobosan baru dalam bidang teknologi. Salah satunya adalah yang akan kita bahas kali ini, yaitu OLED.  Apa itu OLED?  Langsung aja kita simak penjelasan singkatnya..

       OLED terbuat dari bahan organik (berbasis karbon) yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Karena OLED tidak memerlukan backlight dan filter (seperti display LCD), dari segi konsumsi daya mereka lebih efisien, sederhana untuk membuat, dan lebih tipis. Teknologi ini terkenal fleksibel dengan ketipisannya yang mencapai kurang dari 1 mm. OLED memiliki kualitas gambar yang besar - warna cemerlang, tingkat respon yang cepat dan sudut pandang lebar.   Selain itu, OLED juga dapat digunakan untuk membuat OLED Lighting (lampu), karena selain dapat menghasilkan cahaya yang terang, bentuknya pun tipis, konsumsi daya efisien dan tanpa logam buruk.

Bagaimana OLEDs bekerja?
       Struktur dasar dari sebuah OLED adalah katoda (yang menyuntikkan elektron), lapisan memancarkan dan anoda (yang menghilangkan elektron). perangkat OLED Modern menggunakan lebih banyak lapisan dalam rangka untuk membuat konsumsi daya lebih efisien, tetapi fungsi dasarnya tetap sama.

Bagaimana sebuah panel OLED dibuat?
    Membuat OLED melibatkan beberapa langkah: mengambil substrat, membersihkannya, membuat backplane (switching dan pengendalian sirkuit), pembentukan dan pembuatan pola lapisan organik dan akhirnya enkapsulasi seluruh hal untuk mencegah debu, oksigen dan kerusakan kelembaban.

    
Ada beberapa cara untuk deposit dan pola lapisan organik. Saat ini semua display OLED dibuat menggunakan penguapan vakum, menggunakan Shadow Mask (FMM, Masker Logam Halus) untuk membuat polanya. Ini adalah metode yang relatif sederhana tetapi tidak efisien dan sangat sulit untuk meningkatkan ke substrat yang besar. Ada beberapa alternatif untuk teknik deposisi generai selanjutnya, termasuk laser annealing dan pencetakan inkjet. Metode ini akan terukur dan lebih efisien daripada deposisi vakum.

Bahan dari OLED
       Ada beberapa jenis bahan OLED. Pembagian paling dasar adalah antara molekul kecil OLEDs dan yang molekul besar (disebut Polymer OLEDs, atau P-OLED). Hampir semua OLEDs dibuat saat ini adalah berbasis SM-OLED. Bahan-bahan yang evaporable dan jauh lebih maju daripada P-OLEDs. P-OLEDs menjanjikan dan memberikan solusi processable (sehingga dapat digunakan dalam pencetakan Inkjet dan spin-coating metode fabrikasi). Penelitian intensif sedang dilakukan untuk mengembangkan solusi yang efisien-processable SM-OLEDs.

       Divisi lain yang menarik adalah antara bahan Fluorescent dan Phosphorescent. Bahan neon bertahan lebih lama (dan ditemukan pertama), tetapi jauh lebih efisien daripada bahan Phosphorescent. Kebanyakan orang setuju bahwa masa depan OLED (terutama di daerah besar-display dan panel pencahayaan) beralih ke bahan Phosphorescent, meskipun masih ada tantangan dalam mengembangkan Blue Phosphorescent OLED yang tahan lama. Karena bukan tidak mungkin untuk menggabungkan bahan-bahan menjadi satu, dan hari ini Samsung misalnya menggunakan merah PHOLED bersama-sama dengan hijau dan biru Fluorescent. Universal Display Corporation adalah perintis penelitian PHOLED, memegang paten dasar di daerah ini.
Secara garis besar, Kehadiran teknologi OLED dengan proses pembuatannya yang unik menggeser posisi teknologi LCD.  Apalagi OLED hadir dengan berbagai kelebihan, yaitu :
  • Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
  • Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
  • Konsumsi daya listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik menjadikan OLED sebagai teknologi ramah lingkungan.
  • Biaya operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas substrat yang sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet printer).
  • Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara langsung sedangkan LCD menggunakan teknologi cahaya belakang (backlight) sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
  • OLED memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
  • OLED dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih lebar.
       Namun, Teknologi OLED di Indonesia pada umumnya masih terbatasi oleh beberapa faktor sehingga harus dikembangkan lebih lanjut.
  • Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas, sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam. Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam.
  • Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
  • Pengembangan proses segel (improved sealing process) dalam praktik pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
  • Dalam piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.
  • Harga produk yang cenderung mahal sehingga masih belum terjangkau oleh kalangan umum.
http://cache.gizmodo.com/assets/images/4/2009/02/flexible-oled-display.jpg

       Nahh,, semakin tahu kan kita tentang OLED..  begitu luar biasanya teknologi ini, menciptakan layar display dengan ketebalan kurang dari 1mm..  bahkan sekarang terdengar kabar bahwa beberapa pengembang sedang meneliti mengenai transparent OLED.  Bisa di bayangkan layar yang amat tipis sehingga transparan, namun dapat menghasilkan gambar yang tajam..

       Tidak heran sekarang aja, pabrikan – pabrikan besar yang merajai industry display electronics sedang berseteru tentang paten dari si OLEDs ini..   karena tidak dipungkiri, mungkin OLEDs akan menjadi teknologi display masa depan.

Sumber : 
wikipedia &  www.oled-info.com

Senin, 01 Oktober 2012

Atasi Bunyi Derit dan "Ngik2 di pintu & jendela mobil..


    Hal yang amat menyebalkan kalo lagi bawa mobil eh ada bunyi "Ngik2..!".  hal ini yang mendorong gw buat benerin mobil sendiri (gak tahan bunyinya kaya ngeledek banget gitu..).  Setelah gw usut - usut.. ternyata sumber suara itu berasal dari pintu kiri depan mobil gw,,  langsung deh browsing dan nemu langkah buka doortrim pintunya..

     Langsung praktek,, mobil yg dipake adalah Toyota Avanza..  bahan2 yang diperlukan cuma obeng kembang & obeng min aja, dan satu lagi pasti silicon spraynya..

Langkah pertama,,
     Buka pengunci pintu dengan cara di putar berlawanan arah jarum jam, lalu congkel penutup lubang bawahnya juga..


     Lanjut dengan membuka segitiga penutup ujung pintu, caranya di tarik aja pelan2..   lalu buka knop penutup doortrim yang ada di pojok kanan atas pintu..  congkel pelan2, gunakan 2 obeng minus agar penyangga tidak patah saat di congkel.. 



     Selanjutnya, buka baut di handle pembuka pintu.. lepas handle dari besinya pengait dengan cara menangkat besi ke arah atas..  lalu tidak lupa buka juga baut di bagian panel power window,, lepaskan panel dari doorhandle dengan cara angkat bagian belakang panel terlebih dahulu, lalu lepaskan jack kabelnya dengan menekan pengunci jack..


     Jika semua sudah lepas ,, sekarang mulai buka doortrim dengan gerakan menghentak perlahan (hati2 awas patah)..  mulai dari bagian yang agak mudah saja, yaitu di bagian dekat speaker..  dilanjutkan dengan bagian lainnya..  (ada 10 lobang doortrim di pintunya.. ). Setelah semua klem udah terlepas,, angkat doortrim ke arah atas untuk melepasnya dari pengait di pintu..


     Nah,, kelihatan deh bagian dalem pintunya..  tarik aja plastik penutup bagian dalam pintu,, lalu mulai berikan pelumasan pada bagian bergerak dan bagian bergesekan yang ada di pintu tersebut..   baikknya gunakan silicon spray, soalnya bagus buat menghilangkan bunyi derit2, dan juga kandungan pada silikon spray tidak melukai karet - karet pengganjel kaca jendela..

      Setelah semua langkah dilakukan, gw kembali melakukan pengetesan kalo - kalo bunyi derit masih hinggap di pintu...  dan ternyata bener,, ketika mobil bergetar atau ada guncangan masih bunyi "ngik2.. !" (-,-)

    Merasa penasaran gw liat secara seksama per bagian dari pintu...  dan ternyata..  sumber bunyinya cuman dari baut speaker yang kendor..(@_@).  Stelah baut di kencengin, ilang deh tuh ngik2.. :D

Nih dia masalahnya..  (-,-")
     Problem udah SOLVED, sekarang pasang lagi deh semuanya...   untuk bagian plastik penutup pintu,, tempelkan aja di bagian bekas lemnya lagi, lalu di panasin dikit lemnya agar mencair, sambil di tekan biar rata dan lengket lagi..  biar praktis, pinjem dulu hairdryer nyokap.. :D
 

    Pasang semua komponen yang udah di lepas tadi...  selesai deh doortrimming pintu mobilnya..   gak usah jauh2 ke bengkel & hemat pula..  hhehe.. :)